A. KETENTUAN
AKUNTANSI UNTUK BISNIS INTERNASIONAL
Standar akuntnsi bisnis luar negeri serta
transaksi pertukaran dalam mata uang asing dimulai pada tahun 1939 telah
dikeluarkannya Accounting Research Buletin (ARB). Kemudian diperbarui dengan
ARB no 43 tahun 1943. diIndonesia , ketentuan akuntansi untuk bisnis
internasional diawali dengan dikeluarkannya PSAK no 10 dan 11 tahun 1994 yang
menjelaskan standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi
mata uang asing dan menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
1.
Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan Dalam
PSAK no 10 dinyatakan bahwa : Perusahaan dapat melakukan aktifitas yang
menyangkut valuta asing ( Foreign Activities) dalam dua cara, melakukan
transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri (
Foreign Ooperation ). Dalam PSAK no 10 diberikan beberapa definisi yang terkait
dengan kegiatan bisnis internasional.
a.
Kegiatan usaha luar negeri ( foreign operation )
adalah perusahaan anak (subsidiary), perusahaan assosiasi, usaha patungan ,atau
cabang perusahaan pelapor, yang aktifitasnya dilaksanakan disuatu Negara diluar
Negara perusahaan pelapor.
b.
Entitas asing adalah suatu kegiatan usaha luar
negeri, yang aktifitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan
pelapor.
c.
Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva
dan kewajiban yang akan diterima atagu dibayar yang jumlahnya pasti atau deapat
kditentukan.
d.
Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat
digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelaesaian kewajiban antara
pihak yang paham dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar.
2.
Pendekatan Penjabaran Laporan Keuangan Beberapa
pendekatan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam mata uang
domestic.
a.
Harga jual Jika harga jual produk dari suatu
entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh persauingan ditingkat local
atau regulasi pemerintah local, maka mata uang local dari entita luar negeri
tersebut dapat dipakai mata uang fungsional.
b.
Pasar penjualan Jika pasar penjualan berada
seluruhnya dinegara perusahaan induk maka mata uang Negara perusahaan induk
tersebut dapat digunakan sebagai mata uang fungsional.
c.
Pengeluaran Pengeluaran perusahaan seperti upah
pekerja serta biaya material yang merupakan biaya local dapat membenarkan
dijadikannya mata uang local dari entitas luar negeri sebagai mata uang
fungsional.
d.
Pendanaan Ditentukan oleh mata uang local dari
entitas luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam operasi perusahaan
cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat ini maupun untuk masa yang akan
datang. Maka mata uang local dari entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang
fungfsional.
e.
Perjanjian serta transaksi antar perusahaan
dalam volume yang besar.
B. TUJUAN
PENJABARAN DAN KONSEP MATA UANG FUNGSIONAL
1.
Tujuan penjabaran laporan keuangan
a.
Menyajikan informasi secara umum sejalan dengan
efek ekonomis yang diharapkan dari perubahan kurs pada ekuitas dan arus kas
perusahaan.
b.
Menggambarkan dalam laporan konsolidasi
aktivitas financial serta hubungan dari masing-masing entitas terkonsolidasi
sebagaimana dinilai dalam mata uang fungsional agar bias sejalan dengan prinsip
akntansi yang berlaku umum.
2.
Konsep mata uang fungsional Mata uang fungsional
adalah mata uang yang digunakan dalam wilayah operasi utama perusahaan, mata
uang dimana perusahaan tersebut menghasilkan serta membelanjakan uang kas
mereka. Syarat suatu mata uang dapat menjadi mata uang fungsional adalah
sebagai berikut:
a.
Harga jual Jika harga jual produk dari suatu
entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh persauingan ditingkat local
atau regulasi pemerintah local, maka mata uang local dari entita luar negeri
tersebut dapat dipakai mata uang fungsional.
b.
Pasar penjualan Jika pasar penjualan berada
seluruhnya dinegara perusahaan induk maka mata uang Negara perusahaan induk
tersebut dapat digunakan sebagai mata uang fungsional.
c.
Pengeluaran Pengeluaran perusahaan seperti upah
pekerja serta biaya material yang merupakan biaya local dapat membenarkan
dijadikannya mata uang local dari entitas luar negeri sebagai mata uang
fungsional.
d.
Pendanaan Ditentukan oleh mata uang local dari
entitas luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam operasi perusahaan
cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat ini maupun untuk masa yang akan
datang. Maka mata uang local dari entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang
fungfsional.
e.
Perjanjian serta transaksi antar perusahaan
dalam volume yang besar.
C. DEFINISI DAN KONSEP PERTUKARAN DALAM MATA
UANG ASING
Kurs adalah nisbha/ rasio antara satu unit
mata uang dengan jumlah mata uang lain yang setara degan mata uang tersebut
pada suatu waktu. Kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk transaksi luar
negeri selain kontrak berjangka adalah sebagai berikut:
1.
Kurs spot (spot Rate
Kurs tunai yang
berlaku pada saat transaksi.
2.
Kurs sekarang (current Rate)
Kurs dimana
satu unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal
neraca atau pada tanggal transaksi.
3.
Kurs Historis
Kurs yang
berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.
4.
Kurs penutup (closing Rate)
Nilai tukar
spot pada tanggal neraca. Kurs spot merupakan cerminan nilai pasar, sementara
kurs sekarang dan kurs historis merupakan terminasi akuntansi. Kurs sekarang
untuk transaksi mata uang asing adalah kurs spot sebagai akibat penyesuaian
langsung atas jumlah yang dinyatakan dalam mata uang asing pada tanggal
transaksi. Kurs historis adalah kurs spot yang mengacu pada tanggal kejadian
atau trasaksi tertentu. Kurs spot, kurs sekarang maupun kurs historis dapat
merupakan kurs tetap atau mengambang, tergantung pada mata uang tertentu yang
dilibatkan.
Kurs
mengambang, tetap dan berganda Kurs mengambang atau kurs bebas adalah nilai
mata uang yang dipengaruhi oleh daya beli dipasar dunia (permintaan dan
penawaran serta factor-faktor lain dalam pasar uang dunia). Kurs tetap atau
kurs resmi adalah nilai mata uang yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak
dipengaruhi perubahan dipasar dunia. Kurs berganda terjadi jika pemerintah
untuk tujuan tertentu menetapkan kurs yang berbeda untuk transaksi yang
berbeda.
Perhitungan
kurs Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat
pertukaran serta unit pengukuran. Pertukaran matta uang asing dapat dilakukan
dalam dua cara:
·
Perhitungan langsung yaitu menbandingkan mata
uang domestic dengan mata uang asing ( dinyatakan dalam rupiah).
·
Perhitungan tidak langsung yaitu membandingkan
mata uang asing dengan mata uang domestic (dinyatakan dalam mata uang asing).
D. TRANSAKSI MATA UANG ASING SELAIN KONTRAK
BERJANGKA
Transaksi yang terjadi dalam sautu Negara
merupakan transaksi lokal yang dinilai dan dicatat dalam mata uang Negara
tersebut. Transaksi luar negeri adalah trasaksi yang terjadi antar luar Negara atau antar perusahaan dari Negara yang
berbeda. Transaksi mata uang asing adalah trasaksi dimana nilai tukarnya
dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang fungsional suatu entitas.
Jadi, sebuah transaksi luar negeri tidak otomatis merupakan transaksi mata uang
asing.
1)
Ketentuan dalam PSAK Ketentuan yang tercantum
dalam PSAK no 10 hanya diterapkan dalam trasaksi mata uang asing dan untuk
laporan keuangan mata uang luar negeri untuk trasaksi mata uang asing selain
kontrak berjangka, maka:
a.
Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva,
kewajiban, penerimaan, pengeluaran , keuntungan dan kerugian yang timbul dari
transaksi tersebut harus dinilai dan dicatat dalam mata uang fungsional dari
entitas yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal tersebut.
b.
Pada setiap tanggal neraca, sdaldo yang tercatat
dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang melakukan
pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang.
c.
pos aktiva dan kewajiban moneter dalam matya
uang asing dilaporkan kedalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal
neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka
dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.
d.
Pos non moneter tidak boleh dilaporkan dengan
menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan kurs
tanggal transaksi.
e.
Pos non moneter yang dinilai dengan nilai wajar
dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku
pada saat nilai tersebut ditentukan.
2)
Penjabaran pada Kurs Spot Syarat utama bagi
transaksi mata uang asing adalah membuat transaksi tersebut adalah bahwa
transaksi tersebut dijabarkan dalam mata uang domestik pada kurs spot yang
terjadi pada tanggal tersebut. Unit pengukuran berubah dari mata uang asing ke
mata uang fungsional. PSAK no 10 menyatakan:“keuntungan dan kerugian akibat
translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs
mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian transdaksi berada dalam
suatu priode transaksi yang sama maka sluruh selisih kurs diakui pada priode
kurs. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam
beberapa priode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode
dengan memperhitungkan kurs untuk masing-masing priode”. Kerugian akibat
pertukaran mata uang asing hanya terjadi jika tagihan dalam mata uang asing dan
kerugian terjadi pada saat pencatatan pembayaran bukan pada pencatatan
transaksi pertama.
E. KONTRAK
FORWARD MATA UANG DAN PERJANJIAN LAINNYA
Operasi hedging adalah kontrak penjualan
atau pembelian mata uang asing untuk menghindari resiko memegang hutang dan
piutang dalam mata uang asing. Untuk menghindari resiko fluktuasi nilai mata
uang asing, ada satu cara yang sering digunakan adalah kontrak berjangka. Dalam
FASB no 52 disebutkan bahwa kontrak berjangka adalah perjanjian untuk melakukan
pertukaran mata uang yang berbeda pada satu waktu tertentu dimasa yang akan
datang dan pada kurs tertentu yang disepakati (forwad rate). PSAK no 10
menyatakan bahwa transaksi valuta berjangka adalah transaksi pertukaran dua
valut asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka.
Empat situasi dimana kontrak berjangka ini digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Spekulasi
Bertujuan
untuk berspekulasi dalam perubahan kurs, Keuntungan dan kerugian pertukaran
diakui langsung setiap terjadi perubahan kurs forward ( kurs tertentu yang
disepakati padca masa yang akan datang oleh perusahaan yang melakukan hedging
dengan pialang ), Efek pendapatan sama dengan kerugian dan keuntungan
pertukarfan yang diakui
2.
Hedging atas posisi aktiva atau kewajiban bersih
Bertujuan
untuk mengimbangi eksposur posisi aktiva atau kewajiban berfsih yang ada.
Keuntungabn dan kerugian pertukaran diakui langsung namun diimbangi oleh
keuntungan serta kerugian yang bersesuaian pada posisi aktiva dcan kewajiban
bersih. Premium dan diskon atas kontrak berjangka diamortisasi sebagai
pendapatan sepanjang masa kontrak berjangka. Efek pendapatan sama dengan
amortisasi dari premium atau diskon ( saling ofset keuntungan dan kerugian )
3.
Hedging atas komitmen yang dapat didentufikasi
Hedging
dicapat diidentifikasi jika dianggap efektif dan mata uang tersebut tetap/tidak
berubah. Bertujuan untuk mengimbangi
exposure pembelian atau penjujalan yang akan direalisasikan pada masa yang akan
datang,dacn mengunci harga dari kontrak yang ada dalam mata uang domestic. Keuntungan dan kerugian pertukaran
ditangguhkan sampai komitmen direalisasikan menjadi transaksi selanjutnya
keuntungan dcan kerugian yang ditangguhkan tadi diperlakukan sebagai
penyesuaian terhadcap harga transaksi.
Pilihan premium dan diskon dapat langsung diamortisasi sebagai
pendapatan atau ditangguhkan dan diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap
hargab transaksi.
4.
Hedging atas investasi bersih dalam entitas luar
negeri
Bertujuan
untuk mengimbangi exposure investasi bersih yang ada dalam sebuah entitas luar
negeri Keuntungan dan kerugian
pertukarfan diakui sebagai penyesujaian ekuitas dcan akan mengimbangi
pennyesuaian ekuitas yang dicatat dalam investasi bersih
F. PERBEDAAN
TRANSLASI DAN KONVERSI ANTAR MATA UANG ASING
Translasi mata uang asing adalah Proses
penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.
Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang
ke mata uang lain secara fisik. Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah
perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan
dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak
ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang
terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi
dan ada transaksi terkait yang terjadi.
G. ISTILAH
DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING
1.
Konversi
Pertukaran
suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
2.
Kurs kini
Nilai tukar
yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
3.
Posisi aktiva bersih yang beresiko
kelebihan
aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di
translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs
kini.
4.
Kontrak pertukaran forward
Suatu
perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
5.
Mata uang fungsional
Mata uang
utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha.
Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu
berlokasi.
6.
Kurs histories
Kurs nilai
mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata
uang asing dibeli atau terjadi.
7.
Mata uang pelaporan
Mata uang
yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
8.
Kurs spot
Nilai tukar
untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
9.
Penyesuaian translasi
Penyesuaian
yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional
suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya
·
Daftar istilah translasi mata uang asing yang
diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981.
1.
Atribut
Karakteristik
kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya
histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva.
2.
Konversi
Pertukatan
suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
3.
Kurs Kini
Nilai tukar
yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
4.
Diskonto
Ketika
tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku
sekarang.
5.
Posisi aktiva bersih yang beresiko
Kelebihan
aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs
kini.
6.
Mata uang asing
Suatu mata
uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata
uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
7.
Laporan keuangan dalam mata uang asing
Laporan
keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran.
8.
Transaksi mata uang asing
Transaksi
(yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau
piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata
uang fungsional perusahaan.
9.
Translasi mata uang asing
Proses untuk
menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang
ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua
mata uang tersebut.
10.
Operasi luar negri
Suatu operasi
yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau
dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan
keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata
uang pelaporan perusahaan pelapor.
11.
Kontak pertukaran forward
Suatu
perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
12.
Mata uang fungsional
Mata uang
utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha,
dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
13.
Kurs histories
Kurs nilai
tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban
dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
14.
Mata uang local
Mata uang
suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh
suatu operasi domestic atau luar negeri.
15.
Pos-pos moneter
Kewajiban
untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang
tetap di masa depan.
16.
Mata uang pelaporan
Mata uang yang
digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
17.
Tanggal penyelesaian
Tanggal saat
suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
18.
Kurs spot
Nilai tukar
untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
19.
Tanggal transaksi
Tanggal saat
suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor.
20.
Penyesuaian translasi
Penyesuaian
yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional
suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
21.
Unit pengukuran
Mata uang
yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
H. PERBEDAAN
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Jika sudut pandang mata uang local yang
digunakan ( sudut pandang perusahaan local), masuknya penyesuaian translasi
dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan kerugian
translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli dan dapat
menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian
translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang local sebagai
penyesuaian terhadap ekuitas pemilik. Jika mata uang pelaporan induk perusahaan
merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan ( sudut pandang
induk perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian
translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat anak
perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya. Keuntungan
dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi
asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.
I. KEUNTUNGAN
DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
1.
Penagguhan Perubahan nilai ekuivalen mata uang
domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan
dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari
entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah
sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2.
Pengangguhan dan Amortisasi Penangguhan
keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini
selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang
akan ditangguha=kandan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu
dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau
ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian
terhadap beban bunga.
3.
Penangguhan parsial Keuntungan dan kerugian
translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi,
tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata
hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4.
Tidak ditangguhkan Mengakui keuntungan dan
kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan
keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan
elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang
sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan
kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi
dalam mata uang domestic dan harus diakui.
J. PENGARUH METODE TRANSLASI MATA UANG ASING
TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
Walaupun sebagian besar isu teknis dalam
akuntansi cenderung terpecahkan dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya
waktu, translasi valuta asing terrnyata merupakan suatu pengecualian. Bahwa
tren ini akan terus berlanjut didukung oleh perkembangan-perkembangan seperti
runtuhnya dominasi mata uang dolar, pergerakan nilai mata uang yang disetujui
oleh pemerintah, dan globalisasi pasar-pasar modal dunia, yang telah
meningkatkan pentingnya pelaporan dan pengungkapan keuangan.
Perkembangan-perkembangan seperti ini telah berperan besar meningkatkan
ketertarikan eksekutif-¬eksekutif keuangan, akuntan, dan komunitas keuangan
pada pentingnya dan konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari translasi valuta
asing. Mari kita lihat hakekat dan perkembangan dari teki-teki akuntansi
intemasional ini.
K. EVALUASI DAN PEMILIHAN METODE TRANSLASI
MATA UANG ASING
Diseluruh dunia
setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :
a.
Metode Current/Non current
Metode ini
merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan
metode ini, semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan
dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada
saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar
(noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu
kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena
itu, cabang perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai
positif dalam mata uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss)
akibat devaluasi dengan metode current/non current. Sebaliknya bila modal kerja
ternyata negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan
(translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.
Namun demikian,
metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun
untuk mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa
kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko
nilai tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka
panjang berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang yang
berfluktuasi kedalam tahun penyelesaian.
b.
Metode Monetary/non monetary
Asset moneter
(terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan
kewajiban moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang) dikonversi
pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang, asset
tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos dalam
laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali
untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non
moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama
dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan
kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan.
Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi
skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat
menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan
marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi
kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs
translasi histories.
c.
Metode temporal
Dengan
menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi
pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut
suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi
saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi
pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Metode ini
merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam
metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan
kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi
dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila
persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara
teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories
ataukah pasar).
Pos-pos dalam
laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode
laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan
dengan pos-pos dalam neraca dikonversi dengan kurs histories (harga di masa
lalu).
d.
Metode Current rate
Metode ini
merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi
dikonversi dengan kurs saat ini. Metode ini direkomendasi oleh Ikatan Akuntan
Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara luas digunakan oleh
perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila asset yang didenominasi
dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu devalusai akan menghasilkan kerugian.
Variasi dari metode ini adalah mengkonversi semua asset dan kewajiban, kecuali
asset tetap bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini.
Berdasarkan
metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan
berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang
mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang
nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya histories, ditranslasikan
berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan biaya
histories dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar
histories menghasilkan biaya histories dalam mata uang domestik. Keempat metode
yang dibahas pada satu waktu pernah digunakan di Amerika Serikat dan dapat ditemukan
hingga hari ini di berbagai Negara. Secara umum, metode ini menimbulkan hasil
translasi mata uang asing yang cukup berbeda. Ketiga metode yang pertama
(metode kurs kini, metode kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter)
digunakan dalam mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko
atau dapat dilindungi dari resiko mata uang asing. Kemudian, metode translasi
diterapkan secara konsisten dengan memperhatikan perbedaan tersebut.
L. HUBUNGAN TRANSLASI MATA UANG ASING DENGAN
INFLASI
Penggunaan kurs kini untuk
mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan
berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang
domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat
yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan
dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu
dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada
pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba
akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio
pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar
negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan. FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan
penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang
berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan
nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva
tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian
translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang
saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan.
Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi
untuk inflasi asing.
Sumber :
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/translasi-mata-uang-asing.html
http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/27/translasi-valuta-asing/
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:cS8UpMk5K-EJ:pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/32026-6
923097097622.doc+perbedaan+translasi+dan+konversi+antar+mata+uang+asing&hl=id&gl=id
http://lytha-karindita.blogspot.com/2013/04/perbedaan-translasi-dan-konversi-antar.html
http://lelyjado3l91.blogspot.com/2013/04/tugas-minggu-5-translasi-mata-uang-asing.html
http://tulisanadalahtugas.blogspot.com/2013/04/transaksi-mata-uang-asing.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar