Pengembang :
Vigil Games
Publisher :
THQ
Komposer :
Jesper Kyd
Mesin :
Phoenix Mesin
Genre : Aksi role-playing, hack dan
slash
Mode :
Pemain Tunggal
Darksiders
yang lahir dari tangan Vigil Games dan THQ memang
terkenal sebagai satu dari sedikit game action hack and slash yang berhasil
mencuri perhatian industri game. Dirilis pada tahun 2010, Darksiders berhasil
tampil memukau jalinan cerita, visualisasi dunia, hingga mekanisme gameplay
yang sederhana, namun tetap adiktif. Kesuksesan seri pertama yang dibintangi
oleh karakter bernama War ini kemudian diikuti dengan sebuah seri kedua yang
baru saja dirilis minggu lalu. Tidak lagi mengambil War sebagai karakter utama,
Darksiders 2 menjadikan sang saudara – Death sebagai tokoh
sentral dalam sebuah petualangan yang tidak kalah epik.
Sempat
diperkenalkan lewat beragam trailer dan screenshot sejak tahun lalu, ekspektasi
terhadap kehadiranDarksiders 2 memang cukup tinggi. THQ sendiri
sudah menjanjikan beberapa perubahan mendasar untuk membuat franchise ini tetap
dalam dan menarik. Sebuah inovasi yang cukup mengejutkan, namun terhitung
berhasil untuk membuat Darksiders 2 tampil sebagai sebuah seri yang pantas
untuk dijajal. Kami sendiri sudah pernah menyampaikan kesan pertama yang sempat
dihadirkan oleh seri yang satu ini dan cukup terpesona olehnya. Segi
visualisasi mungkin tidak memberikan peran yang besar untuk kesan yang begitu
kuat ini, namun perubahan di sisi gameplay menjadi salah satu kekuatan dari
Darksiders 2. Sebuah langkah ekstrim yang ternyata berhasil membuat seri ini
menjadi jauh lebih menarik.
Setelah
sempat memberikan sedikit gambaran lewat preview yang telah kami rilis
sebelumnya, ini menjadi saat yang
tepat untuk menilai Darksiders 2 secara keseluruhan. Mampukah ia tampil dalam
kualitas yang setara atau bahkan lebih baik dari seri pendahulunya? Mengapa
Anda harus menjadikan game ini sebagai alternatif game aciton yang pantas untuk
dilirik? Kita akan membahasnya lebih dalam lewat review ini.
Plot
Perkenalkan
Death – salah satu dari Four Horsemen of Apocalypse yang akan menjadi karakter
utama Anda di Darksiders 2 ini.
Sebelum
masuk ke dalam Darksiders 2, ada baiknya jika kita memahami sedikit latar
belakang cerita yang terjadi di Darksiders pertama terlebih dahulu karena
keterkaitan hubungan yang erat antara keduanya. Di seri pendahulunya, Anda
berperan sebagai War, satu dari empat Horsemen of Apocalypse yang dibentuk oleh
Charred Council – sebuah organisasi penengah nan adil yang menengahi konflik
antara dunia malaikat, iblis, dan manusia. Keempat penunggang kuda ini hanya
diperkenankan untuk turun ke bumi begitu Seventh Seal – yang menjadi pencegah
perang terbuka antara Iblis dan Malaikat pecah dan menjadi pertanda awal
berakhirnya kehidupan manusia. Namun sebuah keanehan terjadi. War tiba-tiba
jatuh ke bumi dan hidup sebagai simbol awal kiamat, sementara Seventh Seal sendiri
belum hancur. Intervensi yang dilakukan War ini membuatnya dipanggil oleh
Charred Council dan dihadapkan pada pengadilan. War yang terancam hukuman mati,
meminta kesempatan kedua untuk membuktikan dirinya tidak bersalah.
Lewat
cerita di atas, karakter utama di Darksiders 2 – Death, sang Horseman kedua
memainkan peranan terpentingnya. Dalam timeline yang sejalan dengan seri
pertamanya, Death berusaha mencari kebenaran untuk memastikan agar War
terhindar dari ancaman hukuman mati yang dituntut oleh Charred Council.
Perjalanan pun dimulai untuk menghidupkan kembali semua umat manusia yang telah
tewas akibat perang antara para Malaikat dan Iblis. Death melihatnya sebagai
awal solusi untuk meringankan tuduhan yang diarahkan kepada War. Misi ini
memaksa Death untuk berpetualang menuju Tree of Life, sumber dari semua
kehidupan di alam semesta. Namun seiring dengan progress perjalanannya
menyusuri beragam dunia, Death menemukan sebuah ancaman lain – Corruption,
sebuah energi kegelapan yang membuat banyak makhluk jatuh ke dalam godaan untuk
menguasai makhluk yang lain. Berbagai hambatan dan pertarungan besar menanti
Death dalam perjalanannya ke Tree of Life. Tidak hanya misteri tentang masalah
yang menyelimuti War, Death juga akan mempelajari tentang masa lalu The Four
Horsemen of Apocalypse dan alasan mereka berada di balik Charred Council.
Bertemu
dengan ras-ras yang lebih kuat daripada para Malaikat dan Iblis, Death berusaha
mencari Tree of Life, tempat yang menurutnya akan mampu membuktikan bahwa War
tidak bersalah.
Petualangan
Death untuk membela War pun dimulai. Menjelajahi beragam dunia, Death justru
dihadapkan pada ancaman yang baru.
Corruption
– kekuatan kegelapan yang mulai menguasai semesta.Siapa sebenarnya sosok di
balik “infeksi” yang menyeramkan ini?
Apa
sebenarnya Corruption ini? Siapa itu Four Horsemen of Apocalypse? Mampukah
Death menyelamatkan War? Siapakah yang bertanggung jawab atas dimulainya kiamat
– perang besar antara para Malaikat dan Iblis? Anda tentu harus memainkan game
ini untuk mendapatkan jawabannya.
Action Hack & Slash? Bukan, Lebih Tepatnya
Action RPG
Tidak
seperti pendahulunya, Darksiders 2 justru datang dengan perubahan yang cukup
signifikan di sisi gameplay. Ia berubah dari game hack & slash murni
menjadi sebuah game action RPG!
Apa
yang membuat Darksiders 2 ini jauh berbeda dibandingkan dengan Darksiders
pertama? Satu aspek yang palling mudah dikenali dan pasti akan menarik
perhatian semua gamer yang sudah familiar dengan franchise ini adalah perubahan
di sisi gameplay yang signifikan. Jika Darksiders pertama mengusung mekanisme
gameplay action hack & slash yang murni, maka Darksiders 2 lebih pantas
disebut sebagai sebuah game action RPG. Ada begitu banyak elemen yang membuat
seri terbaru ini justru lebih mengingatkan Anda pada game-game action RPG
fenomenal seperti halnya Diablo atau Kingdom of Amalur: Reckoning daripada
Devil May Cry, misalnya. Atmosfer yang terbangun mengindikasikan hal tersebut.
Mekanisme
kontrolnya sendiri memang memegang ciri khas hack & slash yang kuat.
Death akan dipersenjatai dengan dua gerakan utama: Normal Attack yang diwakili
oleh senjata utamanya – Scythe dan Heavy Attack yang akan dieksekusi dengan
secondary weapon yang cukup bervariasi. Beberapa senjata menawarkan kecepatan,
sementara senjata yang lain lebih mengutamakan damage. Kombinasi serangan dapat
dilakukan dengan cukup mudah dengan varian move list yang cukup besar. Selain
itu, Death juga akan dibekali dengan kemampuan untuk melakukan evade, melompat,
tools, dan takedown yang harus dimaksimalkan sepanjang pertempuran untuk
memastkan kemenangan. Sebuah elemen action padat yang kemudian dileburkan dalam
sisi gameplay RPG nya yang terhitung kental.
Kombinasi
serangan antara Normal dan Heavy Attack yang tepat akan memudahkan untuk
memenangkan pertempuran. Tentu saja, Anda juga harus memaksimalkan evade untuk
menghidari serangan musuh dan membuka celah untuk menyerang.
Kesan
action RPG ini kian kentara dengan dihadirkannya sistem Equipment untuk
memperkuat Death.
Apa
yang membuat sebuah game action dapat dikatakan mengusung konsep RPG di
dalamnya? Kita tidak hanya sedang membicarakan angka-angka yang bertebaran
sebagai damage, tetapi juga beberapa konsep lainnya yang semakin menguatkan
kesan tersebut di Darksiders 2. Salah satu ciri yang cukup kuat adalah hadirnya
sistem equipments dan item yang datang dengan beragam atribut status tersebut.
Senjata dan equipments ini akan datang dengan keunggulan status masing-masing,
membantu Anda untuk menciptakan Death yang lebih “personal”. Bagaimana cara
mendapatkannya? Seperti halnya game-game RPG, Anda dapat menemukan equipment
terbaik lewat chest di sepanjang permainan, toko yang tersedia di kota, hingga
drop dari musuh / boss yang Anda hadapi. Selain itu, Vigil juga mengadopsi
sistem experience points yang memungkinkan Death untuk bertambah kuat lewat
sistem level up dan mendapatkan atribut status permanen tertentu.
Sistem
equipment dan level up belum cukup untuk mencerminkan sebuah game RPG? Maka
fitur yang satu ini boleh terbilang sebagai “kunci” untuk mengkategorikan
Darksiders 2 tidak lagi sebagai sebuah game hack & slash belaka. Untuk
setiap level yang ia dapatkan atau misi yang berhasil diselesaikan, Death akan
mendapatkan satu skill points yang dapat digunakan untuk membangun skill tree
unik yang dapat disesuaikan dengan cara Anda bermain. Seperti halnya sebuah
game “role-playing”, Anda memiliki kebebasan untuk menentukan peran dan gaya
pertempuran Death. Ada dua kategori besar di dalam skill tree ini: skill yang
lebih berfokus pada kemampuan fisik dan kemampuan magic (arcane). Skill fisik
biasanya berkaitan dengan jenis-jenis serangan yang akan menimbulkan damage,
buff, atau de-buff pada musuh. Sementara gaya gameplay Arcane lebih tertuju
pada penggunaan magic, seperti halnya job ala Necromancer dan Druid di
game-game action RPG yang lain.
Ada
dua kubu skill utama yang dapat dipilih Death saat dia level up – yang berfokus
pada serangan fisik dan Arcane. Anda dapat memilih untuk berfokus pada salah
satunya atau mengkombinasikan keduanya untuk menciptakan Death “versi” Anda
sendiri.
Death
akan berhadapan dengan serangkaian puzzle yang akan menuntut Anda untuk
berpikir “out of the box”. Tenang saja, game ini tidak menyediakan tantangan
yang terlihat mustahil untuk diselesaikan.
Tantangan
tidak hanya akan dihadirkan dari beragam musuh yang akan menghalangi perjalanan
Death menuju misi utamanya, tetapi juga dari elemen-elemen platformer yang ada.
Death akan melakukan gerakan-gerakan parkour “ajaib” untuk mencapai
lokasi yang dibutuhkan di setiap dungeon dan sudah menjadi tugas Anda untuk
mencari jalan alternatif ini. Perjalanan juga akan semakin dipersulit dengan
kehadiran serangkaian puzzle yang terkadang harus menuntut Anda untuk berpikir
di luar kotak. Death sendiri akan dibekali dengan berbagai kemampuan untuk
menyelesaikan beragam tantangan ini, dari kemampuan untuk melakukan summon
arwah, membelah diri, membentuk portal, hingga menjelajahi waktu. Sebagian
besar puzzle ini dapat diselesaikan dengan mudah. Yang perlu Anda lakukan
hanyalah memerhatikan “clue” kamera yang biasanya hadir pada saat Anda memasuki
area yang baru. Ini akan menjadi petunjuk mumpuni untuk mendapatkan gambaran
akan apa yang harus Anda lakukan. Tetap bingung? Andalkan sang gagak – Dust
untuk menunjukkan jalan yang benar (walaupun terkadang ia justru akan membuat
Anda semakin bingung).
Bergaya
Open-World, Segudang Side Missions
Salah
satu fitur yang mendapatkan improvement yang begitu kentara di seri Darksiders
2 ini adalah konsep open-world yang berusaha ia hadirkan. Di seri pertama, War memang
sudah diberi kebebasan untuk menjelajahi setiap level yang ia singgahi, namun
boleh dikatakan, hampir tanpa sebuah tujuan yang jelas. Vigil Games semakin
menyempurnakan konsep tersebut dengan menggabungkan sistem open-world ini
dengan segudang side-missions yang dapat Anda picu dengan berbicara dengan
karakter NPC yang tepat. Tentu saja ini semakin mendefinisikan jati diri seri
kedua ini sebagai sebuah game action RPG.
Darksiders
2 kini tampil dengan gaya open-world yang lebih baik. Setidaknya Death tidak
lagi menunggang Despair tanpa alasan yang jelas. Ada segudang side-missions
dengan reward menggiurkan yang menanti Anda. Sebagian besar misi ini memang
berhubungan dengan mengumpulkan dan menghancurkan. Beberapa di antaranya akan
menuntut Anda berperan sebagai seorang demon hunter, menjelajahi dungeon dengan
membunuh sang boss besar yang mendiami tempat tersebut. Namun berharap proses
ini akan berjalan dengan sangat mudah karena tidak jarang beberapa Boss
side-quest ini akan datang dengan level yang lebih tinggi daripada Death. Butuh
ketekunan dan kecekatan untuk mengalahkan mereka, jika Anda tidak ingin
direpotkan untuk melakukan farming terlebih dahulu. Sementara untuk tugas
mengumpulkan, Anda harus mengeksplorasi keseluruhan dunia yang disinggahi Death
untuk mendapatkannya, yang memang harus diakui merepotkan. Reward apa yang akan
Anda dapatkan? Senjata-senjata dengan efek terbaik dan experience akan menjadi
“hadiah” yang membuat semua side missions ini pantas untuk dilirik.
Satu
misi utama dipecah menjadi tiga misi ekstra lainnya. Setiap misi ekstra ini
kemudian dipecah menjadi tiga misi lagi. Memang butuh ekstra kesabaran untuk
berhadapan dengan sistem misi seperti ini, walaupun terkadang harus diakui,
menyebalkan.
Menjelajahi
begitu banyak dunia yang berbeda dengan balutan elemen action RPG yang cukup
adiktif seharusnya menjadi sebuah perjalanan yang menyenangkan. Sayangnya, ada
sebuah blunder yang menurut kami, membuat Darksiders 2 menjadi sedikit lebih
sulit untuk dinikmati. Apa itu? Tentu saja alur plot yang terasa dipaksa,
membuat perjalanannya terkesan sangat bertele-tele. Jika sebagian besar game
serupa menuntut Anda untuk datang ke tempat tujuan dan menyelesaikan misi
secara langsung, tidak begitu dengan Darksiders 2. Setiap kali Anda menuju ke
tempat misi utama, maka Anda harus bersiap untuk mendapatkan ekstra misi yang
berkaitan dengannya. Bagian terburuknya, ia hadir dalam jumlah yang tidak
sedikit.
Bayangkan
apa yang Anda rasakan jika Anda menemukan kenyataan bahwa Anda harus
menyelesaikan 3 buah ekstra misi sebelum Anda dapat mengakses sang misi
utama untuk mendapatkan progress cerita. Merepotkan? Namun sebagian besar dari
Anda akan dengan ikhlas menerima. Ketika Anda bersiap untuk menyelesaikan
setiap misi ini, Anda ternyata harus berhadapan dengan kenyataan yang lebih
pahit. Benar sekali, setiap misi dari ketiga misi ini ternyata juga menuntut
Anda untuk menyelesaikan tiga misi yang lain.Voila, Anda tiba-tiba harus
menyelesaikan sembilan misi sebelum dapat melanjutkan petualangan Death. Dunia
yang ditawarkan oleh Darksiders 2 memang luas, namun sebagian besar misi hanya
akan menuntut Anda untuk mengitari daerah yang sama / serupa karena masalah
ini. Konsep seperti ini benar-benar membuat Darksiders 2 terlihat bertele-tele.
Kesimpulan
Perubahan
signifikan di sisi gameplay membuat Darksiders 2 terasa jauh berbeda
dibandingkan seri sebelumnya. Sebuah perubahan yang membuat seri ini tampil
jauh lebih berkualitas dan menarik untuk dijajal.
Jadi
apa yang bisa disimpulkan dari seri terbaru – Darksiders 2 yang dikembangkan
oleh Vigil Games dan THQ ini? Kesan pertama yang menarik di awal ternyata mampu
bertahan hingga akhir permainan. Perubahan ekstrim yang dilakukan untuk
menciptakan atmosfer action RPG yang lebih kental memang harus diakui membuat Darksiders
2 tampil jauh lebih menarik dan menyenangkan untuk dimainkan. Jadi, tidak
sekedar datang dan membabat semua musuh begitu saja, Anda juga dapat membangun
karakter Death sesuai dengan gaya gameplay yang Anda inginkan. Tidak hanya
sekedar memperkuatnya dengan beragam senjata dan armor dengan status uniknya
masing-masing, sistem skill points yang memiliki titik fokus yang berbeda juga
memberikan kesempatan untuk membentuk Death “versi” Anda sendiri. Dipadukan
dengan sebuah dunia open-world dan side mission yang cukup menantang,
Darksiders 2 tampil memukau.
Lantas
dimana titik kelemahannya? Selain visualisasi yang tidak banyak mendapatkan
perombakan signfiikan, ada beberapa kelemahan yang mungkin Anda rasakan ketika
memainkan Darksiders 2, terutama dari versi konsol. Framerate yang tidak stabil
dan beberapa bug dan glitch kecil akan seringkali Anda temukan sepanjang
permainan. Salah satu yang cukup menyebalkan adalah peran Dust – sang gagak
sebagai “sistem GPS” Anda yang seringkali reliable. Burung yang satu ini
seringkali merujuk pada arah yang salah, membingungkan Anda dengan
inkonsistensi arah yang ia tuju, bahkan membuat Anda tersesat. Mencegah diri
untuk mengandalkan burung yang satu ini akan menjadi tindakan yang lebih bijak.
Kelemahan lain? Tentu saja misi utama dan alur yang terkesan bertele-tele,
dimana misi utama Anda selalu memiliki banyak misi ekstra. Hasilnya, Anda akan
menghabiskan banyak waktu untuk beradad di daerah yang sama daripada
mengksplorasi beragam dunia yang disinggahi oleh Death.
Terlepas
dari kekurangan-kekurangan tersebut, Darksiders 2 mampu membuktikan diri
sebagai sebuah game dengan kualitas yang pantas untuk diacungi jempol.
Gameplay, desain karakter, voice acts, plot, hingga setting dihadirkan memang
memberikan nuansa yang baru untuk keseluruhan franchise yang satu ini. Tidak
diragukan lagi, Darksiders 2 is a MUST PLAY!
Kelebihan
Perubahan
gameplay menjadi action-RPG yang boleh dikatakan, tereksekusi dengan baik.
- Gameplay dengan
ciri khas Action-RPG
- Desain karakter
dan setting
- Voice acts
dengan kepribadian yang kuat
- Plot
- Sistem
open-world dan side-missions yang menantang
Kekurangan
Salah
satu glitch yang kami rasakan adalah lambatnya reaksi Death untuk membuka chest
di hadapannya, terlepas dari frekuensi kami menekan tombol aksi.
- Dust yang tidak
reliable
- Misi utama yang
terkesan bertele-tele
- Beberapa bug dan
glitch kecil
- Framerate yang
tidak stabil (untuk versi konsol)
- Ending yang
tidak berkesan
Penilaian
terhadap games :
Menurut saya game ini sangat menarik dan seru
di mana dalam permainan kita menjelajahi banyak tempat. Kita akan di hadapkan
dengan beberapa misi utama yang mana dari misi utama itu di bagi menjadi side
misi sehingga kita harus menyelesaikan side misi tersebut kemudian misi
utamanya baru bisa kita di selesaikan. Namun demikian dengan adanya side misi
ini membuat game ini semakin menarik dan seru tetapi ini hanya untuk penggemar
game action-RPG dan tidak cocok bagi penggemar game yang tidak sabaran dan
tidak suka membuang waktu yang cukup lama untuk bermain game tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar