Berdasarkan argument-argumen yang telah ada sebelumnya,
dalam kasus ini seharusnya yang menjadi valuta asing adalah Euro dari Spanyol.
Memang benar OIF membeli dan menjual investasi di Spanyol, dan menerima semua
labanya dari negara tersebut. Hal ini kita bisa menilik dari arti valuta asing
adalah valuta utama dari sebuah entitas dalam melakukan operasinya dan dalam
menghasilkan dan mengeluarkan kas. Biasanya valuta fungsional merupakan valuta
negara tempat dimana entitas tersebut berlokasi dan valuta yang dipakai dalam
buku-buku pencatatannya. Meslkipun OIF berasal dari AS dan didanai oleh
investor dari AS tapi kegiatan operasi sebagian besar berada di Spanyol. Oleh
karena itu sudah jelas alasan-alasan tersebut dijadikan sebagai alasan utama
untuk menjadikan Euro Spanyol sebagai valuta fungsional dalam mengelola
investasi di luar negeri pada OIF.
Jumat, 24 April 2015
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
1.
DEFINISI PERUBAHAN HARGA Dalam perubahan harga
dikenal 2 istilah, yaitu :
Pergerakan harga umum Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara
rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami
perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation),
sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
Pergerakan harga spesifik Perubahan harga spesifik mengacu pada
perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan
dalam permintaan dan penawaran. Laju inflasi lokal mempengaruhi kurs valuta
asing yang digunakan untuk mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing ke
dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestic. Selama periode inflasi, nilai
aktifa yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai
terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah
menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih
tinggi. Laba yang dinilai lebih tinggi pada gilirannya akan menyebabkan :
a. Kenaikan dalam proporsi
pajak.
b. Permintaan dividen lebih
banyak dari pemegang saham.
c. Permintaan gaji dan upah
yang lebih tinggi dari para pekerja.
d. Tindakan yang merugikan dari
Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam
daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan
untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang
dilaporkan. Mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna dilakukan karena
beberapa alasan :
1)
Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung
pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak
memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2)
Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh
perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan
tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam
kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3)
Laporan dari para manajer mengenai permasalahan
yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan
usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
2.
JENIS-JENIS PENYESUAIAN INFLASI
Model historical cost - constant purchasing power – daya beli tetap -
biaya historis jumlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga
(daya beli) umum.
Model currett-cost – biaya-kini aset dinilai dari biaya kininya
daripada biaya historisnya. laba didefinisikan sebagai kekayaan bersih setelah
pajak dari perusahaan.
Biaya Kini disesuaikan dengan tingkat harga umum merupakan gabungan
dari Model historical cost-constant purchasing power dan Model currett-cost.
menggunakan indeks harga umum maupun khusus
3.
ISTILAH-ISTILAH AKUNTANSI INFLASI DAN MEMAHAMI
PENGARUH PENYESUAIAN HARGA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
a.
Atribut merupakan Karakteristik kuantitatif
suatu pos yang diukur untuk keperluan
akutansi. Contoh: biaya histories atau biaya penggantian merupaka atribut suatu
aktiva
b.
Penyesuaian biaya kini, merupakan nilai
penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam
harga tertentu
c.
Kekayaan yang dapat dihapuskan, merupakan jumlah
aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar
awalnya aktiva bersih
d.
Mekanisme Penyesuaian, merupakan manfaat berupa
keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan
pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas
aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang
e.
Ekuivalen Daya Beli Umum, merupakan jumlah mata
uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum
f.
Keuntungan kepemilikan suatu investasi,
merupakan Kenaikan nilai biaya kini
suatu aktiva nonmoneter
g.
Hiperinflasi, merupakan Laju inflasi yang sangat
besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian meningkat
sebesar lebih dari 25% pertahun
h.
Inflasi merupakan Kenaikan dalam tingkat harga
umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
i.
Aktiva moneter merupakan Klaim terhadap jumlah
mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha
j.
Keuntungan Moneter merupakan Kenaikan dalam daya
beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama
periode inflasi
k.
Kewajiban moneter merupakan Suatu kewajiban
untuk membayar jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti utang usaha
atau uang dengan suku bunga yang tetap
l.
Kerugian Moneter merupakan Penurunan dalam daya
beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kativa moneter selama periode
inflasi
m.
Penyesuian Modal Kerja Moneter merupakan
Pengaruh perubahan harga khusus terhadap
seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan
operasinya
n.
Jumlah Nominal merupakan Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan
perubahan harga
o.
Aktiva Nonmoneter merupakan Aktiva yang tidak
menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap,
dan peralatan
p.
Kewajiban Nonmoneter merupakan Suatu utang yang
tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti uang
muka pelanggan
q.
Penyesuian Paritas merupakan Suatu penyesuian
yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan
Negara tuan rumah
r.
Aktiva permanent merupakan Istilah di Brasil
untuk aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi
terkait serta jumlah deplesi atau
amortisasi
s.
Indeks Harga merupakan Suatu rasio biaya dimana
pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang
representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari
keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar
t.
Daya Beli merupakan Kemampuan umum dari suatu
unit moneter untuk memeperoleh barang dan jasa
u.
Laba Riil merupakan Laba bersih yang telah
disesuaikan untuk perubahan harga
v.
Biaya penggantian merupakan Biaya kini untuk
mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha
w.
Mata uang pelaporan merupakan Mata uang yang
digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan
x.
Metode nyatakan kembali-translasikan merupakan
digunakan pada saat suatu induk
perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang
berlokasi disebuah lingkungan berinflasi
y.
Perubahan Harga Khusus merupakan perubahan dalam
harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatanMetode
translasikan-nyatakan kembali merupakan suatu metode konsolidasi pertama-tama
dengan mentranlasikan akun-akun laporan keuangan anak perusahaan luar negeri
kedalam mata uang induk perusahaan dan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang
ditanslasikan terhadap inflasi induk perusahaan
4.
SUDUT PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI
INFLASI
A.
Amerika Serikat
Pada tahun
1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of
Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan
Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang
memiliki persediaan dan aktiva tetap yang bernilai lebih dari $125 juta atau
total aktiva lebih dari $1 miliar,untuk selama lima tahun mencoba melakukan
pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan daya beli konstan biaya kini.
FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan
pengaruh pernyataan atas harga yang berubah. Perusahaan pelapor didorong untuk
mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir
a.
Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
b.
Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan
dasar biaya kini.
c.
Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter)
atas pos-pos moneter bersih.
d.
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau
jumlah yang dapat dpulhkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan
dapat dipulhkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari
persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga
umum).
e.
Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang
asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
f.
Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar
biaya kini.
g.
Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut
dasar biaya kini.
h.
Dividen per saham biasa.
i.
Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
j.
Tingkat Indeks HArga Konsumen (Consumer Price
Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan. Untuk
meningkatkan daya banding data tersebut, informasi dapat disajikan :
·
Ekuivalen daya beli rata-rata (atau akhir
tahun).
·
Dollar periode dasar (1967) yang digunakan dalam
menghitung CPI.
B.
Inggris
Komite
Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC) menerbitkan
Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting
Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada
bulan Maret 1980. Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya
kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris memperbolehkan tiga
pilihan pelaporan, yaitu :
Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap
biaya historis.
Menyajikan
akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini.
Menyajkan
akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi
biaya historis yang memadai. SSAP mengharuskan dua angka yang mencerminkan
pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu :
·
Penyesuaian modal kerja moneter mengakui
pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang
digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.
·
Mekanisme penyesuaian memungkinkan pengaruh
perubahan harga spesfik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.
C.
Brazil
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan
ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan
indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata
uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban
tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi
(termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang
saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun
cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap
modal. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham
disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam
laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Komisi Pasal Modal
Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk perusahaan-perusahaan yang
sahamnya diperdagangkan di depan publik. Perusahaan-perusahaan yang tercatat
sahamnya harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu
periode dengan menggunakan mata uang fungsional.
5.
BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja
operasi dalam mata uang local menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan
yang mengalami hiperinflasi. IAS 29 yang membahas Pelaporan keuangan dalam
perekonomian hiperinflasi mewajibkan (dan bukan hanya merekomendasikan) penyajian
ulang informasi laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu
perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi,
apakah didasarkann pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini,
harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca.
6.
ISU-ISU MENGENAI INFLASI
Terdapat empat isu akuntansi
inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
1)
Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih
mengukur pengaruh inflasi.
2)
Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan
kerugian inflasi.
3)
Akuntansi inflasi luar negeri.
4)
Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Sumber :
http://alena19.wordpress.com/2012/04/24/bab-7-pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga/
http://tamtammimi.blogspot.com/2013/04/pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga_30.html
Choi, Frederick
D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 2. Salemba Empat.
Jakarta.
TRANSLASI MATA UANG ASING
A. KETENTUAN
AKUNTANSI UNTUK BISNIS INTERNASIONAL
Standar akuntnsi bisnis luar negeri serta
transaksi pertukaran dalam mata uang asing dimulai pada tahun 1939 telah
dikeluarkannya Accounting Research Buletin (ARB). Kemudian diperbarui dengan
ARB no 43 tahun 1943. diIndonesia , ketentuan akuntansi untuk bisnis
internasional diawali dengan dikeluarkannya PSAK no 10 dan 11 tahun 1994 yang
menjelaskan standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi
mata uang asing dan menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
1.
Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan Dalam
PSAK no 10 dinyatakan bahwa : Perusahaan dapat melakukan aktifitas yang
menyangkut valuta asing ( Foreign Activities) dalam dua cara, melakukan
transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri (
Foreign Ooperation ). Dalam PSAK no 10 diberikan beberapa definisi yang terkait
dengan kegiatan bisnis internasional.
a.
Kegiatan usaha luar negeri ( foreign operation )
adalah perusahaan anak (subsidiary), perusahaan assosiasi, usaha patungan ,atau
cabang perusahaan pelapor, yang aktifitasnya dilaksanakan disuatu Negara diluar
Negara perusahaan pelapor.
b.
Entitas asing adalah suatu kegiatan usaha luar
negeri, yang aktifitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan
pelapor.
c.
Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva
dan kewajiban yang akan diterima atagu dibayar yang jumlahnya pasti atau deapat
kditentukan.
d.
Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat
digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelaesaian kewajiban antara
pihak yang paham dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar.
2.
Pendekatan Penjabaran Laporan Keuangan Beberapa
pendekatan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam mata uang
domestic.
a.
Harga jual Jika harga jual produk dari suatu
entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh persauingan ditingkat local
atau regulasi pemerintah local, maka mata uang local dari entita luar negeri
tersebut dapat dipakai mata uang fungsional.
b.
Pasar penjualan Jika pasar penjualan berada
seluruhnya dinegara perusahaan induk maka mata uang Negara perusahaan induk
tersebut dapat digunakan sebagai mata uang fungsional.
c.
Pengeluaran Pengeluaran perusahaan seperti upah
pekerja serta biaya material yang merupakan biaya local dapat membenarkan
dijadikannya mata uang local dari entitas luar negeri sebagai mata uang
fungsional.
d.
Pendanaan Ditentukan oleh mata uang local dari
entitas luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam operasi perusahaan
cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat ini maupun untuk masa yang akan
datang. Maka mata uang local dari entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang
fungfsional.
e.
Perjanjian serta transaksi antar perusahaan
dalam volume yang besar.
B. TUJUAN
PENJABARAN DAN KONSEP MATA UANG FUNGSIONAL
1.
Tujuan penjabaran laporan keuangan
a.
Menyajikan informasi secara umum sejalan dengan
efek ekonomis yang diharapkan dari perubahan kurs pada ekuitas dan arus kas
perusahaan.
b.
Menggambarkan dalam laporan konsolidasi
aktivitas financial serta hubungan dari masing-masing entitas terkonsolidasi
sebagaimana dinilai dalam mata uang fungsional agar bias sejalan dengan prinsip
akntansi yang berlaku umum.
2.
Konsep mata uang fungsional Mata uang fungsional
adalah mata uang yang digunakan dalam wilayah operasi utama perusahaan, mata
uang dimana perusahaan tersebut menghasilkan serta membelanjakan uang kas
mereka. Syarat suatu mata uang dapat menjadi mata uang fungsional adalah
sebagai berikut:
a.
Harga jual Jika harga jual produk dari suatu
entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh persauingan ditingkat local
atau regulasi pemerintah local, maka mata uang local dari entita luar negeri
tersebut dapat dipakai mata uang fungsional.
b.
Pasar penjualan Jika pasar penjualan berada
seluruhnya dinegara perusahaan induk maka mata uang Negara perusahaan induk
tersebut dapat digunakan sebagai mata uang fungsional.
c.
Pengeluaran Pengeluaran perusahaan seperti upah
pekerja serta biaya material yang merupakan biaya local dapat membenarkan
dijadikannya mata uang local dari entitas luar negeri sebagai mata uang
fungsional.
d.
Pendanaan Ditentukan oleh mata uang local dari
entitas luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam operasi perusahaan
cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat ini maupun untuk masa yang akan
datang. Maka mata uang local dari entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang
fungfsional.
e.
Perjanjian serta transaksi antar perusahaan
dalam volume yang besar.
C. DEFINISI DAN KONSEP PERTUKARAN DALAM MATA
UANG ASING
Kurs adalah nisbha/ rasio antara satu unit
mata uang dengan jumlah mata uang lain yang setara degan mata uang tersebut
pada suatu waktu. Kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk transaksi luar
negeri selain kontrak berjangka adalah sebagai berikut:
1.
Kurs spot (spot Rate
Kurs tunai yang
berlaku pada saat transaksi.
2.
Kurs sekarang (current Rate)
Kurs dimana
satu unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal
neraca atau pada tanggal transaksi.
3.
Kurs Historis
Kurs yang
berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.
4.
Kurs penutup (closing Rate)
Nilai tukar
spot pada tanggal neraca. Kurs spot merupakan cerminan nilai pasar, sementara
kurs sekarang dan kurs historis merupakan terminasi akuntansi. Kurs sekarang
untuk transaksi mata uang asing adalah kurs spot sebagai akibat penyesuaian
langsung atas jumlah yang dinyatakan dalam mata uang asing pada tanggal
transaksi. Kurs historis adalah kurs spot yang mengacu pada tanggal kejadian
atau trasaksi tertentu. Kurs spot, kurs sekarang maupun kurs historis dapat
merupakan kurs tetap atau mengambang, tergantung pada mata uang tertentu yang
dilibatkan.
Kurs
mengambang, tetap dan berganda Kurs mengambang atau kurs bebas adalah nilai
mata uang yang dipengaruhi oleh daya beli dipasar dunia (permintaan dan
penawaran serta factor-faktor lain dalam pasar uang dunia). Kurs tetap atau
kurs resmi adalah nilai mata uang yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak
dipengaruhi perubahan dipasar dunia. Kurs berganda terjadi jika pemerintah
untuk tujuan tertentu menetapkan kurs yang berbeda untuk transaksi yang
berbeda.
Perhitungan
kurs Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat
pertukaran serta unit pengukuran. Pertukaran matta uang asing dapat dilakukan
dalam dua cara:
·
Perhitungan langsung yaitu menbandingkan mata
uang domestic dengan mata uang asing ( dinyatakan dalam rupiah).
·
Perhitungan tidak langsung yaitu membandingkan
mata uang asing dengan mata uang domestic (dinyatakan dalam mata uang asing).
D. TRANSAKSI MATA UANG ASING SELAIN KONTRAK
BERJANGKA
Transaksi yang terjadi dalam sautu Negara
merupakan transaksi lokal yang dinilai dan dicatat dalam mata uang Negara
tersebut. Transaksi luar negeri adalah trasaksi yang terjadi antar luar Negara atau antar perusahaan dari Negara yang
berbeda. Transaksi mata uang asing adalah trasaksi dimana nilai tukarnya
dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang fungsional suatu entitas.
Jadi, sebuah transaksi luar negeri tidak otomatis merupakan transaksi mata uang
asing.
1)
Ketentuan dalam PSAK Ketentuan yang tercantum
dalam PSAK no 10 hanya diterapkan dalam trasaksi mata uang asing dan untuk
laporan keuangan mata uang luar negeri untuk trasaksi mata uang asing selain
kontrak berjangka, maka:
a.
Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva,
kewajiban, penerimaan, pengeluaran , keuntungan dan kerugian yang timbul dari
transaksi tersebut harus dinilai dan dicatat dalam mata uang fungsional dari
entitas yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal tersebut.
b.
Pada setiap tanggal neraca, sdaldo yang tercatat
dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang melakukan
pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang.
c.
pos aktiva dan kewajiban moneter dalam matya
uang asing dilaporkan kedalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal
neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka
dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.
d.
Pos non moneter tidak boleh dilaporkan dengan
menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan kurs
tanggal transaksi.
e.
Pos non moneter yang dinilai dengan nilai wajar
dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku
pada saat nilai tersebut ditentukan.
2)
Penjabaran pada Kurs Spot Syarat utama bagi
transaksi mata uang asing adalah membuat transaksi tersebut adalah bahwa
transaksi tersebut dijabarkan dalam mata uang domestik pada kurs spot yang
terjadi pada tanggal tersebut. Unit pengukuran berubah dari mata uang asing ke
mata uang fungsional. PSAK no 10 menyatakan:“keuntungan dan kerugian akibat
translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs
mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian transdaksi berada dalam
suatu priode transaksi yang sama maka sluruh selisih kurs diakui pada priode
kurs. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam
beberapa priode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode
dengan memperhitungkan kurs untuk masing-masing priode”. Kerugian akibat
pertukaran mata uang asing hanya terjadi jika tagihan dalam mata uang asing dan
kerugian terjadi pada saat pencatatan pembayaran bukan pada pencatatan
transaksi pertama.
E. KONTRAK
FORWARD MATA UANG DAN PERJANJIAN LAINNYA
Operasi hedging adalah kontrak penjualan
atau pembelian mata uang asing untuk menghindari resiko memegang hutang dan
piutang dalam mata uang asing. Untuk menghindari resiko fluktuasi nilai mata
uang asing, ada satu cara yang sering digunakan adalah kontrak berjangka. Dalam
FASB no 52 disebutkan bahwa kontrak berjangka adalah perjanjian untuk melakukan
pertukaran mata uang yang berbeda pada satu waktu tertentu dimasa yang akan
datang dan pada kurs tertentu yang disepakati (forwad rate). PSAK no 10
menyatakan bahwa transaksi valuta berjangka adalah transaksi pertukaran dua
valut asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka.
Empat situasi dimana kontrak berjangka ini digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Spekulasi
Bertujuan
untuk berspekulasi dalam perubahan kurs, Keuntungan dan kerugian pertukaran
diakui langsung setiap terjadi perubahan kurs forward ( kurs tertentu yang
disepakati padca masa yang akan datang oleh perusahaan yang melakukan hedging
dengan pialang ), Efek pendapatan sama dengan kerugian dan keuntungan
pertukarfan yang diakui
2.
Hedging atas posisi aktiva atau kewajiban bersih
Bertujuan
untuk mengimbangi eksposur posisi aktiva atau kewajiban berfsih yang ada.
Keuntungabn dan kerugian pertukaran diakui langsung namun diimbangi oleh
keuntungan serta kerugian yang bersesuaian pada posisi aktiva dcan kewajiban
bersih. Premium dan diskon atas kontrak berjangka diamortisasi sebagai
pendapatan sepanjang masa kontrak berjangka. Efek pendapatan sama dengan
amortisasi dari premium atau diskon ( saling ofset keuntungan dan kerugian )
3.
Hedging atas komitmen yang dapat didentufikasi
Hedging
dicapat diidentifikasi jika dianggap efektif dan mata uang tersebut tetap/tidak
berubah. Bertujuan untuk mengimbangi
exposure pembelian atau penjujalan yang akan direalisasikan pada masa yang akan
datang,dacn mengunci harga dari kontrak yang ada dalam mata uang domestic. Keuntungan dan kerugian pertukaran
ditangguhkan sampai komitmen direalisasikan menjadi transaksi selanjutnya
keuntungan dcan kerugian yang ditangguhkan tadi diperlakukan sebagai
penyesuaian terhadcap harga transaksi.
Pilihan premium dan diskon dapat langsung diamortisasi sebagai
pendapatan atau ditangguhkan dan diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap
hargab transaksi.
4.
Hedging atas investasi bersih dalam entitas luar
negeri
Bertujuan
untuk mengimbangi exposure investasi bersih yang ada dalam sebuah entitas luar
negeri Keuntungan dan kerugian
pertukarfan diakui sebagai penyesujaian ekuitas dcan akan mengimbangi
pennyesuaian ekuitas yang dicatat dalam investasi bersih
F. PERBEDAAN
TRANSLASI DAN KONVERSI ANTAR MATA UANG ASING
Translasi mata uang asing adalah Proses
penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.
Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang
ke mata uang lain secara fisik. Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah
perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan
dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak
ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang
terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi
dan ada transaksi terkait yang terjadi.
G. ISTILAH
DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING
1.
Konversi
Pertukaran
suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
2.
Kurs kini
Nilai tukar
yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
3.
Posisi aktiva bersih yang beresiko
kelebihan
aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di
translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs
kini.
4.
Kontrak pertukaran forward
Suatu
perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
5.
Mata uang fungsional
Mata uang
utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha.
Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu
berlokasi.
6.
Kurs histories
Kurs nilai
mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata
uang asing dibeli atau terjadi.
7.
Mata uang pelaporan
Mata uang
yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
8.
Kurs spot
Nilai tukar
untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
9.
Penyesuaian translasi
Penyesuaian
yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional
suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya
·
Daftar istilah translasi mata uang asing yang
diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981.
1.
Atribut
Karakteristik
kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya
histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva.
2.
Konversi
Pertukatan
suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
3.
Kurs Kini
Nilai tukar
yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
4.
Diskonto
Ketika
tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku
sekarang.
5.
Posisi aktiva bersih yang beresiko
Kelebihan
aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs
kini.
6.
Mata uang asing
Suatu mata
uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata
uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
7.
Laporan keuangan dalam mata uang asing
Laporan
keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran.
8.
Transaksi mata uang asing
Transaksi
(yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau
piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata
uang fungsional perusahaan.
9.
Translasi mata uang asing
Proses untuk
menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang
ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua
mata uang tersebut.
10.
Operasi luar negri
Suatu operasi
yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau
dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan
keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata
uang pelaporan perusahaan pelapor.
11.
Kontak pertukaran forward
Suatu
perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
12.
Mata uang fungsional
Mata uang
utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha,
dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
13.
Kurs histories
Kurs nilai
tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban
dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
14.
Mata uang local
Mata uang
suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh
suatu operasi domestic atau luar negeri.
15.
Pos-pos moneter
Kewajiban
untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang
tetap di masa depan.
16.
Mata uang pelaporan
Mata uang yang
digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
17.
Tanggal penyelesaian
Tanggal saat
suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
18.
Kurs spot
Nilai tukar
untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
19.
Tanggal transaksi
Tanggal saat
suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor.
20.
Penyesuaian translasi
Penyesuaian
yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional
suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
21.
Unit pengukuran
Mata uang
yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
H. PERBEDAAN
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Jika sudut pandang mata uang local yang
digunakan ( sudut pandang perusahaan local), masuknya penyesuaian translasi
dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan kerugian
translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli dan dapat
menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian
translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang local sebagai
penyesuaian terhadap ekuitas pemilik. Jika mata uang pelaporan induk perusahaan
merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan ( sudut pandang
induk perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian
translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat anak
perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya. Keuntungan
dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi
asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.
I. KEUNTUNGAN
DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
1.
Penagguhan Perubahan nilai ekuivalen mata uang
domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan
dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari
entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah
sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2.
Pengangguhan dan Amortisasi Penangguhan
keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini
selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang
akan ditangguha=kandan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu
dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau
ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian
terhadap beban bunga.
3.
Penangguhan parsial Keuntungan dan kerugian
translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi,
tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata
hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4.
Tidak ditangguhkan Mengakui keuntungan dan
kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan
keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan
elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang
sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan
kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi
dalam mata uang domestic dan harus diakui.
J. PENGARUH METODE TRANSLASI MATA UANG ASING
TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
Walaupun sebagian besar isu teknis dalam
akuntansi cenderung terpecahkan dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya
waktu, translasi valuta asing terrnyata merupakan suatu pengecualian. Bahwa
tren ini akan terus berlanjut didukung oleh perkembangan-perkembangan seperti
runtuhnya dominasi mata uang dolar, pergerakan nilai mata uang yang disetujui
oleh pemerintah, dan globalisasi pasar-pasar modal dunia, yang telah
meningkatkan pentingnya pelaporan dan pengungkapan keuangan.
Perkembangan-perkembangan seperti ini telah berperan besar meningkatkan
ketertarikan eksekutif-¬eksekutif keuangan, akuntan, dan komunitas keuangan
pada pentingnya dan konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari translasi valuta
asing. Mari kita lihat hakekat dan perkembangan dari teki-teki akuntansi
intemasional ini.
K. EVALUASI DAN PEMILIHAN METODE TRANSLASI
MATA UANG ASING
Diseluruh dunia
setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :
a.
Metode Current/Non current
Metode ini
merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan
metode ini, semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan
dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada
saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar
(noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu
kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena
itu, cabang perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai
positif dalam mata uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss)
akibat devaluasi dengan metode current/non current. Sebaliknya bila modal kerja
ternyata negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan
(translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.
Namun demikian,
metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun
untuk mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa
kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko
nilai tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka
panjang berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang yang
berfluktuasi kedalam tahun penyelesaian.
b.
Metode Monetary/non monetary
Asset moneter
(terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan
kewajiban moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang) dikonversi
pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang, asset
tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos dalam
laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali
untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non
moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama
dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan
kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan.
Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi
skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat
menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan
marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi
kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs
translasi histories.
c.
Metode temporal
Dengan
menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi
pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut
suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi
saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi
pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Metode ini
merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam
metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan
kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi
dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila
persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara
teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories
ataukah pasar).
Pos-pos dalam
laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode
laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan
dengan pos-pos dalam neraca dikonversi dengan kurs histories (harga di masa
lalu).
d.
Metode Current rate
Metode ini
merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi
dikonversi dengan kurs saat ini. Metode ini direkomendasi oleh Ikatan Akuntan
Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara luas digunakan oleh
perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila asset yang didenominasi
dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu devalusai akan menghasilkan kerugian.
Variasi dari metode ini adalah mengkonversi semua asset dan kewajiban, kecuali
asset tetap bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini.
Berdasarkan
metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan
berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang
mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang
nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya histories, ditranslasikan
berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan biaya
histories dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar
histories menghasilkan biaya histories dalam mata uang domestik. Keempat metode
yang dibahas pada satu waktu pernah digunakan di Amerika Serikat dan dapat ditemukan
hingga hari ini di berbagai Negara. Secara umum, metode ini menimbulkan hasil
translasi mata uang asing yang cukup berbeda. Ketiga metode yang pertama
(metode kurs kini, metode kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter)
digunakan dalam mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko
atau dapat dilindungi dari resiko mata uang asing. Kemudian, metode translasi
diterapkan secara konsisten dengan memperhatikan perbedaan tersebut.
L. HUBUNGAN TRANSLASI MATA UANG ASING DENGAN
INFLASI
Penggunaan kurs kini untuk
mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan
berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang
domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat
yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan
dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu
dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada
pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba
akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio
pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar
negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan. FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan
penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang
berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan
nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva
tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian
translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang
saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan.
Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi
untuk inflasi asing.
Sumber :
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/translasi-mata-uang-asing.html
http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/27/translasi-valuta-asing/
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:cS8UpMk5K-EJ:pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/32026-6
923097097622.doc+perbedaan+translasi+dan+konversi+antar+mata+uang+asing&hl=id&gl=id
http://lytha-karindita.blogspot.com/2013/04/perbedaan-translasi-dan-konversi-antar.html
http://lelyjado3l91.blogspot.com/2013/04/tugas-minggu-5-translasi-mata-uang-asing.html
http://tulisanadalahtugas.blogspot.com/2013/04/transaksi-mata-uang-asing.html
Pelaporan dan Pengungkapan Laporan Keuangan
I. PENDAHULUAN
Perkembangan Pengungkapan
Perkembangan
sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi.
Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan,
sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat
pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya.
Perbedaan
nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola
perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo
Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan
perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan
cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan
terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan
yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan
nilai pemegang saham yang meningkat.
Di kebanyakan
negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang
berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank
(dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan
perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak
informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.
Konsep – Konsep
pengungkapan
1. Pengungkapan
Cukup
Pengungkapan
cukup adalah pengungkapan yang di wajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku.
2. Pengungkapan
Wajar
Pengungkapan
wajar merupakan konsep yang bersifat lebih positif, pengungkapan yang wajar
merupakan tujuan etis agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat
umum bagi semua pemakai laporan keuangan
3. Pengungkapan
Penuh
Pengungkapan
Sukarela
Beberapa studi
menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi
mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam
laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah
proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan
akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan
sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat
menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para investor.
Sejumlah
aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak
ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan
akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi
ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham.
Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para
pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
Ketentuan Pengungkapan
Wajib
Bursa efek dan
badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing
yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non
keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap
informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang
dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan
negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian
pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan
terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain.
Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat
memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat.
Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian
di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading
(perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang
lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.
Pendekatan
Pengungkapan
1. Translasi
Memberikan
penampilan internasional kepada laporan primer dan memberikan keuntungan dari
sisi hubungan masayarakat
2. Informasi
Khusus
Mengupayakan
untuk menjelaskan kepada pembaca asing mengenai standar akuntansi tertentu yang
mendasari penyusunan laporan keuangan.
3. Restatement
Melakukan
estimasi terhadap beberapa besar penyesuaian laba yang terjadi seandainya GAAP
dengan non negara asal yang dipakai dengan hasil akhir angka laba EPS yang
konsisten.
4. Laporan
primer-sekunder
Laporan primer
sesuai dengan standar nasional sedangkan laporan sekunder sesuai dengan standar
negara yang di tuju.
Praktik
Pelaporan dan Pengungkapan
Aturan
pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan
arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen,
nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini
perhatian dipusatkan pada :
1.
Pengungkapan Informasi yang melihat masa depan
Pengungkapan informasi yang melihat
masa depan dianggap sangat relevan dalam pasar ekuitas diseluruh dunia. Sebagai
contoh, Direksi Keempat UE menyatakan bahwa laporan tahunan harus memuat
indikasi kemungkinan perkembangan perusahaan di masa depan. Rgulasi S-K SEC
mengharuskan perushaaan untuk mengungkapkan informasi yang telah diketahui pada
saat ini yang akan berpengaruh secara material terhadap likuiditas, sumber daya
modal dan hasil operasi di masa depan. Contoh ketiga adalah Bursa Efek Tokyo
TSE “meminta” kepada manajemen perusahaan yang tercatat untuk menyediakan
ramalan penjualan, laba dan deviden dalam pengumuman pers tahunan dan
semesteran yang dilakukan.
Informasi ini mencakup:
a.
ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per
saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya
b.
informasi prospektif mengenai kinerja atau
posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan
proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah
c.
laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di
masa depan.
2.
Pengungkapan Segmen
Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi
dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat.
Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data
laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang.
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen
yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan
untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan
berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.
3.
Laporan Arus Kas dan Arus dana
IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah
besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.
4.
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab
kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis,
dan masyarakat umum.
5.
Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan
keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan
Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi
para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti
:
a.
”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi
keuangan ke dalam mata uang nondomestic
b.
Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara
terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi
c.
Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan
mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan
keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.
PENGUNGKAPAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata kelola perusahaan berhubungan
dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan
sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para
pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai
tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi
hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan
transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola
perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.
PENGUNGKAPAN
DAN PELAPORAN BISNIS MELALUI INTERN
World Wide Web
semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran informasi, dimana media
cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible
Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan
keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk
pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan
kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga
secara langsung dapat menikmati manfaatnya.
PENGUNGKAPAN
LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA PASAR BERKEMBANG
Pengungkapan laporan tahunan
perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan
kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju.
Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan
perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis
keuangan Asia Timur di tahun 1997.
Tingkat
pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten
dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar
ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok
keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaan dan secara umum tidak
terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan
tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.
IMPLIKASI BAGI
PARA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN PARA MANAJER
Para manajer dari banyak perusahaan
terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang
bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di
seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki
pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan
peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan
bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan
pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh
para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan
rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang
memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.
Sumber :
Frederick D.S.
Choi, dan Gary K. Meek, International Accounting, Jakarta: Salemba Empat,2005.
http://edithmarhaeni.blogspot.com/2011/03/pelaporan-dan-pengungkapan-akuntansi.html
http://antonkalvin.blogspot.com/2011/04/pengukuranpelaporan-dan-berbagai.html
http://sitinurloli.blogspot.com/2012/04/pelaporan-dan-pengungkapan-laporan.html
http://andamifardela.wordpress.com/2011/04/05/praktek-pengungkapan-akuntansi-internasional/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/akuntansi-internasional-bab-5-resume-pelaporan-dan-pengungkapan/
Langganan:
Postingan (Atom)